Nusantara Bergerak


Book Description

Jurnal Sang Pemula merupakan satu pertubuhan kecil yang terdiri daripada 12 anak muda dan di bawah pimpinan Dr Azhar Ibrahim. Tanpa dana besar, tanpa tujuan menjana ratusan ringgit, apatah lagi menjadi popular. Tujuan JSP digerakkan cuma satu iaitu berkongsi ide buat masyarakat (khususnya anak muda) kembali mempersoal, mengkritik, memikirkan dan menganalisis apa yang berlaku di sekeliling mereka. Lebih-lebih lagi ketika negara sedang berhadapan dengan ide-ide jumud. Maka, dari hasil pelbagai wacana, bengkel dan idea-idea yang kami hadiri dan yang direnungkan, kami curahkan sebahagiannya di dalam buku ini sebagai satu catatan buat Jurnal Sang Pemula sendiri juga untuk masyarakat. Secara umumnya ada lima tema besar yang difokuskan dalam Nusantara Bergerak iaitu sejarah, sastera (cerpen), feminisme, pembangunan (kemiskinan) dan politik. Selamat membaca! Dan semoga berbahagia semua.




Warisan Sakral Nusantara


Book Description

Buku ini memberi fokus kepada warisan sakral sama ada yang masih wujud serta diamalkan, mahupun yang telah lama ditinggalkan oleh masyarakat, umumnya di Nusantara. Sakral secara khusus bermaksud suci, mempunyai kuasa khas malah ajaib serta luar biasa, sering dikaitkan dengan hal yang bersifat kudus, transenden, misteri, sempurna dan mempunyai kesan transformatif kepada kehidupan dan takdir masyarakat yang mengamalkan dan menganutinya. Biarpun dunia kini telah semakin maju dan menjunjung tinggi nilai sains dan teknologi dalam kehidupan dan pembangunan negara, hakikatnya masyarakat yang menjadi asas kemajuan itu adalah manusia yang pernah tinggal dan merasai pengalaman sakral yang dilaksanakan dan dipercayai oleh generasi terdahulu. Sakral adalah sebuah pengalaman yang dilalui dan dipelajari secara tidak langsung oleh semua kelompok masyarakat dan wajar untuk dijadikan warisan dan rujukan kepada generasi akan datang tentang konsep “suci” yang pernah menjadi tonggak kepada kebudayaan dan adat istiadat sesebuah masyarakat. Konsep suci ini menyangkut hal-hal yang wajib diterima tanpa bantahan dan diakui benar-benar terjadi tanpa pembuktian dan hanya bersandarkan cerita dan kepercayaan orang tua-tua yang pernah mengalami, mendengar kembali atau mengaitkan amalan tersebut dengan peristiwa dahsyat yang pernah terjadi puluhan tahun malah ribuan tahun sebelumnya. Buku ini mengumpulkan 11 bab yang memberikan fokus kepada pelbagai aspek warisan sakral yang menarik dan luas sifatnya di Nusantara. Penelitian dibuat sekitar pelbagai isu yang melibatkan masyarakat Melayu di Semenanjung Malaysia, Melayu di Selatan Thailand, Bajau Semporna di Sabah, Dusun di Brunei, Mandailing di Medan, Indonesia, Cina di Pulau Pinang, Malaysia dan Tionghua di Jawa Barat, Indonesia. Buku ini merupakan hasil pendokumentasian ketiga kumpulan tujahan Warisan Sakral dengan pengumpulan data kajian yang menghubungjalinkan para penyelidik dari Malaysia dengan rakan-rakan serantau di Thailand, Brunei dan Indonesia. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan sebaiknya untuk meningkatkan pemahaman serta pengetahuan masyarakat tentang warisan sakral Nusantara yang pelbagai rencam, unik serta menarik sifatnya untuk diperhalusi.




Bunga Angin Portugis Di Nusantara


Book Description

History of Portuguese in Indonesia and its influence in Indonesian culture.




Sastra kita


Book Description

On history of Indonesian literature; papers of a seminar.







Pendidikan Kewarganegaraan


Book Description

Pendidikan Kewarganegaraan termasuk dalam Mata Kuliah Umum (MKU) dan wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi. Dengan penyempurnaan kurikulum tahun 2000, menurut Kep. Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000 materi Pendidikan Kewiraan di samping membahas tentang PPBN juga membahas tentang hubungan antara warga negara dengan negara. Diharapkan dengan adanya buku ini dapat meningkatkan pemahaman dasar materi perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan serta sebagai pedoman bagi mahasiswa.







Paket untuk Pikiranmu


Book Description

Paket untuk Pikiranmu ini terdiri dari tiga novel: Kami (Bukan) Sarjana Kertas Kami (Bukan) Jongos Berdasi Melangkah Kami (Bukan) Sarjana Kertas: Di Kampus UDEL, terjebaklah tujuh mahasiswa yang hidup segan kuliah tak mau. Mereka terpaksa kuliah di kampus yang google saja tak dapat mendeteksi. Cobalah sekarang Anda googling "Kampus UDEL," takkan bertemu! Alasan mereka masuk UDEL macam-macam. Ada yang otaknya tak mampu masuk negeri, ada yang uang orangtuanya tak cukup masuk swasta unggul, ada pula yang karena… biar kuliah aja. Hari pertama kuliah, Ibu Lira Estrini - dosen konseling yang masih muda - menggemparkan kelas dengan sebuah kejadian gila, lucu dan tak masuk akal. Ia membawa sekotak piza dan koper berisi tikus. Seisi kelas panik, tapi anehnya, semangat para mahasiswa buangan ini justru terbakar untuk berani bermimpi! Akankah mereka bertahan di kampus yang amburadul ini? Sekalipun iya, bisakah mereka jadi sarjana yang tidak sekadar di atas kertas? Buku ini wajib dibaca pelajar SMA, mahasiswa, para orangtua, karyawan, petinggi perusahaan, para pengambil kebijakan di institusi pendidikan, anak start-up, anak muda berkarya, pengemudi ojek online, abang ondel-ondel, hingga Presiden Korea Utara agar kita dapat memutuskan seberapa penting sebenarnya nilai sebuah ijazah. Kami (Bukan) Jongos Berdasi: Alumni Kampus UDEL kini telah lulus. Masuk ke dunia nyata yang penuh tikus. Ada yang bertahan, ada yang sebentar lagi mampus. Kerja di Bank EEK? Ada. Kerjanya pindah terus? Ada. Bimbang ikut keinginan orangtua atau ikut kata hati? Ada. Apa lagi pengangguran banyak acara, pasti ada. Namun, diam-diam ada juga yang karirnya lancar, gajinya mekar, dan jodohnya gempar menggelegar. Mendapat intimidasi dari rekan kerja, lingkungan, dan keluarga itu sudah biasa. Mendapat cemoohan bagi yang ingin berkarya, jelas jauh lebih biasa. Menerima perlakuan semena-mena, hingga tertawaan dan hinaan adalah sarapan pagi. Akankah mereka bertahan di dunia nyata yang penuh intrik ini? Atau mereka harus jadi jongos berdasi, pura-pura mampu beradaptasi, dengan tantangan dunia yang terus gonta-ganti? Buku ini wajib dibaca oleh pelajar SMA, mahasiswa, para orangtua, karyawan, petinggi perusahaan, para pencari kerja, mereka yang ingin berkarya, para pengambil kebijakan di berbagai institusi, hingga Presiden Korea Utara agar kita bisa memutuskan, apakah besok kita libur atau kerja dan berkarya. Buku kedua dari serial novel “Kami (Bukan) Sarjana Kertas.” Melangkah: Listrik padam di seluruh Jawa dan Bali secara misterius! Ancaman nyata kekuatan baru yang hendak menaklukkan Nusantara. Saat yang sama, empat sahabat mendarat di Sumba, hanya untuk mendapati nasib ratusan juta manusia ada di tangan mereka! Empat mahasiswa ekonomi ini, harus bertarung melawan pasukan kuda yang bisa melontarkan listrik! Semua dipersulit oleh seorang buronan tingkat tinggi bertopeng pahlawan yang punya rencana mengerikan. Ternyata pesan arwah nenek moyang itu benar-benar terwujud. “Akan datang kegelapan yang berderap, bersama ribuan kuda raksasa di kala malam. Mereka bangun setelah sekian lama, untuk menghancurkan Tanah Nusantara. Seorang lelaki dan seorang perempuan ditakdirkan membaurkan air di lautan dan api di pegunungan. Menyatukan tanah yang menghujam, dan udara yang terhampar.” Kisah tentang persahabatan, tentang jurang ego anak dan orangtua, tentang menyeimbangkan logika dan perasaan. Juga tentang melangkah menuju masa depan. Bahwa, apa pun yang menjadi luka masa lalu, biarlah mengering bersama waktu.




Middle Class, Civil Society and Democracy in Asia


Book Description

This book offers a timely analysis of the tripartite links between the middle class, civil society and democratic experiences in Northeast and Southeast Asia. It aims to go beyond the two popular theoretical propositions in current democratic theory, which emphasise the bilateral connections between the middle class and democracy on one hand and civil society and democracy on the other. Instead, using national case studies, this volume attempts to provide a new comparative typological interpretation of the triple relationship in Taiwan, South Korea, the Philippines, Indonesia and Thailand. Presenting a careful analysis and delineation of historical democratic transformation over the past thirty years, three discernible typologies emerge. Namely, there are positive links in Taiwan and South Korea, dubious links in the Philippines and Indonesia, and negative links in Thailand. Middle Class, Civil Society and Democracy in Asia will be of interest to students and scholars of Asian politics and democracy.




Studia Islamika


Book Description